
Author: Suparto Brata, Publisher: Narasi Jogjakarta, 2010, Language: Javanese (392 pages). RECENSION By: Damaika Saktiani Romance “Pawèstri Tanpa Idhèntiti” told about woman who had anterograde (amnesiac). And then a woman without identity called with name Pawèstri. This name getting from a man that found and helping her. ‘Pawèstri’ in Javanese language, mean: woman, female. A [...]

Menulis cerita dan diterbitkan jadi buku adalah kerja intelektual. Tanpa berbudaya membaca buku dan menulis buku seseorang tidak pantas disebut intelek, terpelajar ataupun ilmuwan. Orang menulis cerita dan diterbitkan jadi buku pasti ada niatan (berambisi): Bukunya dibaca oleh orang lain. Namanya menjadi terkenal. Mendapat keuntungan finansial. Untuk tercapainya ke tiga niatan itu, pengarang cerita harus [...]

Orang pinter seluruh dunia pasti membaca buku dan menulis buku. Mari kita produksi massal putra bangsa berbudaya membaca buku dan menulis buku pada umur awal sekolah 12 tahun. Dan diajari berbagai huruf dan berbagai bahasa asing dan daerah, jangan hanya bisa berbahasa satu bahasa Indonesia saja. Membaca buku dan menulis buku itu mengubah takdir. Andai [...]
Oleh: Dheny Jatmiko 1. Latar Belakang Sastra sebagai sebuah karya imaji yang dipandang lebih menenkan sisi fiksionalitas, sebenarnya menyimpan beragam persoalan yang dekat dengan kehidupan manusia. Karya sastra merupakan sebuah dokumen yang sangat berharga. Sebab karya sastra hadir dari interpretasi terhadap realitas yang ada. Realitas dibaca oleh pengarang dan diinterpretasi lalu dibentuk dalam dunia yang [...]

by KATHLEEN AZALI Jumat, 25 November 2011. Jam 6 sore, teman-teman mulai berdatangan di perpustakaan C2O. Merayakan bulan November, kami merasa senang sekali kedatangan tamu istimewa, Pak Suparto Brata, seorang penulis yang dengan konsisten terus menghasilkan karya-karya sastra berkualitas dalam bahasa Indonesia dan Jawa.

Aku masuk sekolah pertama kalinya tahun 1938 di Sekolah Angka Loro Sragen Wetan, kota Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Gedung sekolahnya sekarang sudah jadi terminal angkutan kota. Sekolah Angka Loro adalah sekolah paling rendah pada zaman Hindia Belanda. Lima tahun tamat (selesai). Tidak diajari bahasa Belanda. Bahasa pengantarnya bahasa Jawa. Kelas I Sekolah Angka Loro. Masuk [...]

cerita Suparto Brata Saya dapat telepon dari Bu Evie, Perpustakaan Rungkut Surabaya: “Pak, mau hadir pada hari Minggu 26 Juni di Perpustakaan? Ada bedah buku”. Ya. Kalau siang saya mau hadir. “Masih ada waktu. Nanti undangannya kami kirimkan”. Tapi, kok aku betul yang diundang? “Ya, kalau Pak Parto yang bicara rasanya enak. Seperti waktu bedah [...]