Home » Kata Mereka You are browsing entries filed in “Kata Mereka”

Resensi Novel-novel Jawa Suparto Brata

nonapawestri

I Nona Sekretaris. Gadis Sragen yang sukses menempuh hidup di Kota Metropolitan Oleh: Dra Sriyanti, M.Si “Begini. Bikinkan surat jawaban untuk Holiday on Ice ini. Katakan bahwa fasilitas gedong untuk ice skating di Surabaya tidak ada. Jadi tidak mungkin main pentas di sana. Ini suratnya dan alamatnya di Amerika.” Sirtu terima surat itu, lalu keluar. [...]

| | Read More »

Saksi Mata | Suparto Brata, 2002

timthumb.php

by ANTONIO CARLOS Published November 8, 2010 Buku ini dihadiahkan Pak Suparto Brata sendiri kepada C2O. Resensi kali ini ditulis oleh Antonio Carlos, salah satu pendiri SurabayaFood.com. Nantikan juga artikel mengenai kuliner Surabaya oleh Carlos dan ulasan buku Pak Brata lainnya! Selama bulan November 2010, C2O bekerja sama dengan komunitas Surabaya Tempo Dulu, menampilkan ulasan-ulasan [...]

| | Read More »

Konsep Cantik Versi Suparto Brata pada

SerRandhaCocak

Ser! Randha Cocak oleh: Karti Tuhu Utami, guru SMP Negeri I Bangil, Pasuruan ‘Ser! Randha Cocak’ merupakan judul buku terbaru Suparto Brata edisi 2009. Buku tersebut berisikan kumpulan 3 roman berbahasa Jawa, yakni ‘Ser! Ser! Plong!’, ‘Mbok Randha Saka Jogja’, dan ‘Cocak Nguntal Elo!’ Roman ‘Ser! Ser! Plong!’ pernah dimuat sebagai cerita bersambung pada majalah [...]

| | Read More »

Trilogi Gadis Tangsi

gadis

Gadis Tangsi. Awalnya saya membeli buku ini karena harganya yang diobral. Diskon sampai hampir 80% menjadikan tangan saya enteng untuk merogoh kantong. Buku pertama berjudul Gadis Tangsi dan yang kedua dengan judul Kerajaan Raminem merupakan dua buku dari trilogi yang ditulis Suparto Brata. Saya terlenakan oleh trilogi ini. Kok bisa?

| | Read More »

Komentar dari Fahmi

Mencari Sarang Angin

Komentar Fahmi mengenai novel Mencari Sarang Angin : sampai dengan saat ini, satu-satunya novel yang pernah aku baca sampai tamat adalah novel karya bapak yang berjudul ‘Mencari Sarang Angin’. Salam buat mas Darwan, hehe….

| | Read More »

Kata Mereka

Hamid Nuru : Wah saya begitu kagum dengan Pak Suparto Brata.Selain tulisannya begitu produktif.Beliau juga mau ‘nggetih’ dalam menerbitkan karya-karyanya.Selain yang membuat salut.Pak Parto begitu melek teknologi.Memang perlu ditiru. Ibnu Wibi : saya baru mulai senang membaca roman panglipur wuyung tahun 2006 saat mendapatkan buku2 sejenis ratusan buah dari seorang teman, namun hanya beberapa yang [...]

| | Read More »

Email dari Pak Bambang

Rekan-rekan yang saya hormati, Semenjak Minggu (2-03) saya sakit dan mengukur tempat tidur. Tetapi hari Rabu siang ddibangunkan karena ada kurir membawa kiriman tebal, berat dari KITLV. Betapa gembira saya menerima pemberian buku sangat bermutu dan berharga dari KITLV, antara lain woordenboek (Javans nederlancsch karya Rob van Albada yang bagus, 1300 halaman). Hari Jumaat (07-03) [...]

| | Read More »

Menakar Obsesi Suparto Brata

SUPARTO BRATA, sastrawan kawakan dari Surabaya, menerima SEA Write Award 2007 dari Kerajaan Thailand, 12 Oktober lalu. Sebuah penghargaan yang pantas diterima Su­parto karena lebih dari setengah abad kehidupan pria berusia 75 tahun itu diabdikan untuk dunia tulis-menulis. Meski penghargaan itu diterima lewat novel yang berbahasa Indonesia, Saksi Mata, Suparto Brata justru mendedi­kasikan itu untuk [...]

| | Read More »

Buku Gadis Tangsi

Mendadak Kagum. Bingung. Harus dimulai dari mana. Yang jelas semua terkesan mendadak. Seperti jatuh begitu saja. Ya, memang demikianlah jika saya mendadak kagum kepada Bapak. Ke-mendadak-an ini muncul ketika saya selesai menghabiskan “Gadis Tangsi”. Novel yang sangat indah. Bukan karena keindahan bahasa ataupun kata-katanya. Namun indah karena kemanusiaan. Rupanya tak berlebihan jika saya mengutip apa [...]

| | Read More »

Buku Mahligai di Ufuk Timur

Selamat sore paka Brata,Setelah mahligai di ufuk timur ada lagikah tulisan bapak yang baru yang sejenis itu? Diantara tulisan bapak rasanya saya menemukan tokoh teyi sebagai tokoh yang lain dari pada yang lain. Biasanya tokoh-tokoh bapk banyak yang abu-abu. Tapi si teyi ni sesudah dewasa dapat dikatakan hampir sempurna ( manusia kan tidak mungkin sempurna [...]

| | Read More »