Tahun-tahun awal proses kreatif Suparto Brata
Pada sebuah rumah tembok dengan pekarangan yang luas, saya dan Ibu, dengan seorang pembantu perempuan, hidup bersama. Ibu tidak punya mata pencaharian, hidup kami dengan menjuali atau menggadaikan barang-barang warisan peninggalan leluhur.Saya dimasukkan sekolah Angka Loro, Sragen Wetan I. Hari pertama saya diantar Ibu dengan bawa 5 buku tulis (skrip) dan pensil. Ternyata untuk klas I tidak menggunakan buku tulis dan pensil.
Di sekolah telah disediakan batu tulis (sabak) dan anak batu tulis. Jadi buku tulis dan pensil kami bawa pulang. Di rumah, karena buku tulis tadi tidak terpakai, saya minta izin ibu untuk saya tulisi. Akhirnya buku tulis tadi saya corek-corek dengan pensil, dari halaman pertama sampai habis dan menurut garis-garis yang ada di situ, seperti halnya menulis latin. Dan corek-corek tadi saya baca keras-keras, asal bicara saja. Kadang-kadang saya nyanyikan. Pada hal saya sama sekali belum kenal huruf. Ke lima buku tulis habis saya tulisi (corek-corek).Sampai sekarang saya tidak tahu, mengapa saya berbuat begitu.
PDF File, Tahun-tahun awal proses kreatif Suparto Brata bisa di klikdisini