Workshop Writing 09: Menulis Itu Mudah
Menulis itu mudah. Hal inilah yang dipaparkan kelima pakar penulis dalam Workshop Writing yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Kelautan ITS, Selasa (14/4). Selain itu pula, menurut Suparto Brata untuk memudahkan menulis dimulai dengan membaca. Walaupun peserta tak cukup ramai memadati Ruang Seminar Rektorat, hal itu tak mengurungkan minat peserta untuk mengikuti Workshop yang bertajuk Waking Up Your Writer Sense.
Rektorat, ITS Online – Untuk menjadi seorang penulis itu mudah. Hal inilah yang dituturkan oleh Suparto Brata, Budayawan dan Seniman Jawa Timur. “Budayakan diri membaca buku, karena membaca dan menulis itu merupakan dua perangkat instrumen ilmu yang tak terlepaskan,” tutur Suparto Brata, peraih The SEA Write Award 2007 ini. Pria kelahiran 16 Oktober 1932 ini juga menambahkan untuk mulai melatih disiplin untuk menulis dan membaca. “Sebisa mungkin mulailah melatih diri untuk disiplin membaca, karena membaca merupakan bekal untuk menulis,” tutur pria asal Surabaya ini.
Hal yang senada juga dituturkan oleh Dyah Lita Sari. “Kunci utama untuk menjadi menulis mulai dengan membekali diri dengan membaca,” tutur Dyah, Diretur KUBaca Surabaya. Tak hanya itu saja, Dyah turut pula memberikan beberapa trik bagi peserta untuk menjadi seorang penulis. Salah satunya gunakan prinsip ATM (Amati, Tiru, Modifikasi). “Kita dapat meniru gaya penulisan beberapa penuls buku yang sudah terkenal, apabila kita sudah mati ide,” tutur Dyah. Selain itu, Dyah juga mengingatkan peserta untuk tidak membajak atau menjadi plagiator.
Selain itu, turut pula menjadi pembicara yaitu Ir Daniel M Rosyid PhD. Menurut penulis yang juga merupakan dosen di Fakultas Teknologi Kelautan ini menjelaskan ada beberapa hal yan perlu disiapkan untuk memulai menulis. Diantaranya adalah memulai dengan membuat sistematika yang logis serta lengkap. “Yang terpenting mulai tentukan gaya penulisan serta bidang yang akan kita tulis, karena itu menjadi keunikan tersendiri dan mencerminkan diri kita masing-masing,” terangnya. Selain itu, Daniel juga memberikan kiat-kiat tersendiri ketika penulis pemula mengalami krisis ide. “Krisis ide itu dapat teratasi apabila kerangka penulisan telah dibuat sebelumnya, beda halnya apabila ide-ide liar yang muncul. Hal itu dapat kita siasiati dengan menuliskan terlebih dahulu tanpa harus mengacaukan tulisan awal yang akan kita tulis,” pungkas Daniel.
Dan dua pembicara selanjutnya yakni Rosdiansyah dan Sirikit Syah lebih banyak memaparkan untuk menuliskan artikel di media massa. “Tidak perlu minder, apabila tulisan kita belum dimuat dalam surat kabar,” ucap Rosdiansyah, mantan wartawan Repuplika ini. “Tapi kita juga harus lebih proaktif, menanyakan langsung kepada penanggung jawab media massa tersebut,” imbuhnya. Dan ia juga menambahkan agar artikel dapat muat di media massa dengan menyiasati judul artikel dan membuat lead semenarik mungkin .”Artikel yang masuk di meja redaksi itu bisa mencapai ratusan judul, tidak semua artikel akan dibaca oleh redaktur, jadi kita harus pandai-pandai untuk membuat judul dan lead yang bagus. Hal itu ditujukan untuk menarik minat baca redaktur dengan tulisan yang kita buat, ” terang mantan wartawan Brunai Time ini. (st/bah)
Diambil dari : Institut Teknologi Sepuluh Nopember